Gangguan anoreksia nervosa merupakan salah satu kelainan yang perlu segera ditangani. Meskipun secara umum adalah gangguan makan, namun juga berkaitan dengan psikologis atau kejiwaan. Sehingga penanganan tidak hanya dari segi kesehatan namun juga kejiwaannya.
Penderita kelainan ini akan memiliki mindset atau pola pikir menyimpanan. Di mana akan merasa terobsesi untuk kurus dan menganggap bahwa kenaikan berat badan adalah hal menakutkan.
Seseorang yang mengalami hal ini akan selalu berusaha mengeluarkan kembali makanan yang sudah dimakan, baik itu melalui muntah ataupun menggunakan obat – obatan seperti pencahar. Akibatnya semua tubuh kekurangan nutrisi karena semua makanan yang sudah masuk dipaksa untuk dikeluarkan lagi.
Faktor Pemicu Gangguan Anoreksia Nervosa
Setiap kelainan ataupun penyakit, sudah pasti tidak terjadi begitu saja. Artinya terdapat faktor yang menjadi pemicunya. Begitu juga dengan anoreksia nervosa ini di mana ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor gangguan anoreksia nervosa pertama yang diduga menjadi penyebab adalah faktor internal. Maksudnya disini adalah bahwa berkaitan dengan psikologis penderitanya di mana terlalu terobsesi dengan tubuh kurus.
Sebenarnya kurus tidak masalah asalnya penurunan berat badan tetap dipantau secara medis. Artinya asupan nutrisi tetap disesuaikan dengan kondisi tubuh masing – masing.
Penurunan berat badan juga diatur secara bertahap serta diupayakan agar tidak mempengaruhi kesehatan. Namun dalam kasus anoreksia ini justru keinginan menurunkan berat badan terlalu berlebihan.
Memiliki ketakutan luar biasa dengan makanan karena khawatir berat badan akan bertambah. Sehingga akan berusaha untuk mengeluarkan semua makanan yang sudah ditelan dengan berbagai macam cara.
2. Faktor Eksternal
Jika terdapat faktor internal, tentu juga ada faktor eksternal. Yaitu disebabkan oleh faktor gangguan anoreksia nervosa yang berasal dari luar, misalnya saja adalah adalah faktor lingkungan.
Apalagi bagi kalangan remaja dan wanita dewasa, di mana pastinya sangat mengutamakan penampilan. Penampilan sendiri bukan hanya soal merawat wajah, melainkan mengatur berat badan.
Bahkan beberapa kasus banyak yang menjadikan orang lain sebagai patokan untuk menurunkan berat badan. Sehingga secara tidak langsung, lingkungan sangat berpengaruh dalam hal ini bisa dikatakan cukup berpengaruh terhadap pola pikir atau mindset.
3. Faktor Genetik
Selain kedua faktor diatas, genetik juga diduga turut menjadi penyebab. Misalnya saja adalah berkaitan dengan keturunan perfeksionis, maka besar kemungkinan generasi atau keturunannya juga akan memiliki sifat atau karakter yang sama.
Sehingga ketika ada salah satu anggota keluarga memiliki riwayat anoreksia, maka keturunan anggota keluarga lainnya sangat mungkin untuk menderita kelainan yang sama. Sehingga cukup penting untuk menelusuri riwayat keluarga lebih dulu.
Kenali Tanda Gangguan Anoreksia Nervosa
Selain mengetahui faktor penyebab, hal lain yang tidak kalah penting adalah mengenali apa saja gejala, ciri atau tanda. Hal ini sangat penting karena ketika mengenali apa saja yang menjadi gejalanya, maka secara otomatis bisa lebih waspada.
Dengan begitu, maka bisa segera melakukan tindakan penanganan untuk mencegah dampak yang lebih membahayakan. Mengenai tanda yang muncul ketika seseorang menderita gangguan anoreksia nervosa dibedakan ke dalam 4 kategori, yaitu :
1. Dilihat dari Fisik
Gejala pertama dan bisa dikatakan paling mudah dilihat adalah dilihat dari kondisi fisiknya, diantaranya adalah:
- Terlihat sangat kurus
- Berat badan menurun secara drastis
- Jari terlihat kebiruan
- Mengalami masalah pada rambut seperti patah dan rontok
- Tumbuh rambut halus pada bagian tubuh
- Mengalami dehidrasi
- Kulit sangat kering
- Warna kulit cenderung kekuningan
- Pembengkakan pada lengan dan juga tungkai
2. Dilihat dari Kondisi Kesehatan
Selain kondisi fisik, umumnya penderita gangguan anoreksia nervosa juga akan mengalami beberapa masalah kesehatan, yaitu:
- Mengalami pusing atau nyeri kepala
- Pingsan
- Mengalami masalah pada perut seperti sembelit
- Tekanan darah cenderung rendah
- Masalah pada organ jantung seperti tekanan irama jantung tidak normal
3. Dilihat dari Segi Kebiasaan
Selain melihat ciri fisik dan kondisi kesehatannya, penderita anoreksia umumnya juga akan mengalami masalah psikologis. Hal ini akan mempengaruhi kebiasaan penderitanya, di mana akan muncul beberapa cirinya yaitu:
- Hobi melakukan diet ekstrim
- Sengaja menghindari makan seperti melewatkan jam makan atau menolak ketika mendapatkan ajakan makanan bersama
- Suka melakukan puasa tanpa tujuan yang jelas
- Meskipun lapar akan tetap mencari alasan agar tidak makan
- Hanya fokus pada makanan low fat dan low calorie
- Mengalami gangguan tidur
- Hobi didepan cermin melihat penampilan dan selalu mengeluh memiliki berat badan berlebih
- Terkadang suka memasak namun justru diberikan kepada orang lain, tidak ada kemauan ikut mencicipi masakan yang sudah dibuat
- Bagi yang sudah menikah, keinginan untuk melakukan hubungan seksual menurun atau bahkan menghilang
Dari segi emosional penderita juga akan mengalami beberapa perubahan seperti :
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Cenderung tempramental
- Emosi tidak stabil atau mudah berubah
Penanganan Gangguan Anoreksia Nervosa
Perlu diketahui bahwa anoreksia bisa berdampak buruk bagi penderitanya. Tidak hanya berimbas pada kesehatannya saja namun bahkan juga bisa mengancam keselamatan jiwa. Hal ini karena dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi serius mulai dari :
- Berkurangnya kepadatan tulang (osteoporosis)
- Masalah pada sistem pencernaan
- Berisiko mengalami gagal ginjal
- Seksual menurun
- Sistem imun turun drastis
- Apa bagian tubuh bengkak
- Kondisi mental terganggu dan cenderung memiliki keinginan mengakhiri hidup
Untuk meminimalisir atau mencegah adanya komplikasi diatas, maka perlu dilakukan beberapa upaya penanganan seperti :
- Pendampingan gizi untuk memperbaiki dan mengatur nutrisi
- Terapi psikologi untuk mengatasi penyimpangan pola pikir tentang berat badan
- Pemberian obat – obatan untuk mengatasi komplikasi maupun yang berkaitan dengan mental
- Support atau dukungan dari keluarga dan lingkungan
Dengan kombinasi penanganan tersebut maka akan membantu proses mengatasi komplikasi akibat gangguan anoreksia nervosa secara maksimal.