Ini Pengobatan Dishidrosis Eczema yang Perlu Anda Perhatikan

Ini Pengobatan Dishidrosis Eczema yang Perlu Anda Perhatikan

Pengobatan dishidrosis eczema menjadi salah satu informasi yang wajib masyarakat perhatikan. Mengingat individu dengan kondisi tersebut juga terus meningkat setiap tahunnya. Meski bukan termasuk masalah serius namun gejalanya bisa lebih buruk.

Setiap orang tentu akan memiliki respon berbeda kepada gejalanya. Meski demikian ketika kondisinya parah bisa mengganggu produktivitas bahwa mobilitas kerja sehari-hari. Oleh sebab itu, penting untuk menemukan langkah penanganan secara tepat.

Metode Pengobatan Dishidrosis Eczema yang Biasanya Disarankan

Mengetahui berbagai metode pengobatan dishidrosis eczema pada berbagai pasien eksim dishidrosis pada pasien mulai umum, ringan, sedang hingga tahapan parah.

Kondisi kesehatan ini merupakan sebuah permasalahan kulit, yang ditandai pada timbulnya bintil-bintil berisi cairan pada tangan maupun kaki. Meski tidak ada obat secara langsung menyembuhkannya permanen, namun penanganan tepat membantu meringankannya.

Berbagai metode penanganan tersebut bisa membantu mengelola gejala serta mengurangi frekuensi kekambuhannya. Sehingga seseorang tidak akan terganggu mobilitas kerjanya. Berikut ini adalah pengobatan dishidrosis eczema yang wajib diperhatikan:

1. Kortikosteroid

Penanganan kondisi kulit ini pada dasarnya perlu disesuaikan pada tingkat keparahannya. Meski demikian ada beberapa langkah-langkah umum yang biasanya mampu dokter sarankan kepada pasien.

Sementara itu eksim ini merupakan penyakit berulang. Sehingga pasien biasanya dapat menderita serangan sering selama bertahun-tahun. Namun episodenya akan jadi lebih jarang seiring bertambahnya usia.

Perlu Anda perhatikan bahwa banyak pasien sembuh secara spontan di beberapa titik kehidupannya. Hal ini yang membuat eksimnya cukup unik namun cukup mengganggu tanpa perlakuan secara baik.

Kortikosteroid topikal menjadi salah satu metode penanganan yang banyak digunakan. Perlakuan tersebut merupakan langkah pertama dari para dokter dalam penanganan eksim tersebut.

Pengobatan dishidrosis eczema berperan dalam mengurangi peradangan serta rasa gatal pada tubuh. Sehingga nantinya mampu mempercepat proses penyembuhan lepuh. Pada kasus lebih parah biasanya dokter juga dapat meresapkan kortikosteroid sistemik dalam bentuk tablet.

Penanganan ini biasanya mampu diberikan pada pasien dengan kondisi ringan sampai sedang. Di mana biasanya pasien tidak menunjukkan perbaikan pada tindakan umum. Kortikosteroid topikal berkekuatan tinggi dapat diresepkan seperti krim, salep atau gel.

Beberapa obat yang sering diresepkan kepada pasien adalah mometasone, betametason, triamsinolon, klobetasol dan flutikason. Obat tersebut wajib dioleskan dua kali sehari selama kuru waktu dua hingga empat minggu.

Pada kondisi parah biasanya kortikosteroid oral juga mampu diberikan. Beberapa contohnya dengan menggunakan Prednison 40 hingga 60 mg setiap hari selama 7 hari. Diikuti juga dengan prednisone 20 hingga 30 setiap hari dalam tujuh hari berikutnya.

2. Fototerapi

Pengobatan dishidrosis eczema berikutnya adalah dengan fototerapi. Langkah ini biasanya dapat disarankan ketika penanganan lain tidak efektif kepada pasien. Dokter bisa menganjurkan satu jenis terapi khusus yang disebut sebagai fototerapi.

Metode kali ini akan menggabungkan paparan cahaya ultraviolet serta berbagai obat lainnya. Obat khusus yang diberikan akan membuat kulit bisa menerima efek cahaya ultraviolet tersebut demi pengobatan.

Fototerapi ini termasuk pemakaian sinar B (UVB) atau Psoralen dengan ultraviolet A (PUVA). Pada beberapa kasus akan sangat efektif untuk eksim ini ketiak tidak merespon pengobatan lainnya. Terapinya juga mampu membantu menekan peradangan kulit pada pasien.

3. Salep Penekan Sistem Imun

Nantinya pemberian salep penekan sistem imun akan menjadi salah satu bagian dari pengobatan dishidrosis eczema. Contohnya seperti salep imunosupresan tacrolimus dan pimecrolimus.

Kedua salep tersebut akan menjadi alternatif untuk kortikosteroid. Terutama untuk pasien dengan efek samping kurang baik terhadap pemberian steroid. Dengan begitu obatnya akan membantu mengurangi reaksi imun penyebab peradangan kulit.

Sementara itu salepnya biasanya akan disarankan karena efek kortikosteorid topical jangka panjang kurang baik. Oleh sebab itu, harus dihindari dengan salep penekan imun agar tidak menyebabkan atrofi kulit, telangiectasia dan stretch mark.

4. Suntikan Botoks

Pengobatan dishidrosis eczema yang akan dokter sarankan lainnya adalah dengan suntik botoks. Hal ini akan disarankan pada pasien dengan kondisi parah. Penyuntikan akan dilakukan pada area kulit bermasalah guna mengurangi produksi keringat serta meredakan gatal.

Suntikan toksin botulinum akan membantu mengatasi gejala yang memperburuk eksimnya. Di mana terapinya nanti akan bekerja dengan menghambat aktivitas kelenjar keringat. Sehingga dapat membantu mengurangi permasalahan kelembapan sebagai pemicunya.

5. Obat Psoralen

Sementara itu pengobatan dishidrosis eczema lainnya yang harus diperhatikan adalah obat psoralen. Pengobatannya akan dipakai dalam kombinasi fototerapi diatas. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas terapi terhadap sinar UV ke kulit.

Nantinya psoralen akan membantu kulit agar menjadi lebih sensitive terhadap sinar UV. Dengan begitu mampu meningkatkan respon terhadap pengobatan.

6. Kompres

Terakhir adalah metode paling umum pada kondisi ringan yaitu kompres. Anda bisa mengompres menggunakan air dingin untuk memberikan bantuan sementara terhadap rasa gatal serta peradangannya.

Mengompres area terkena menggunakan kain bersih serta dingin selama beberapa menit akan mengurangi rasa gatalnya. Sehingga rasa tidak nyaman tersebut juga bisa diredakan sebelum aplikasi obat topical seperti penjelasan diatas.

Tentunya sebagai kondisi menahun dan biasa terjadi setiap tahunnya memiliki pemahaman mengenai penanganannya akan sangat penting. Dengan begitu pemilihan pengobatan dishidrosis eczema bisa sesuai terhadap kondisi kesehatan masing-masing.