Kenali Inilah Sejarah KRL Commuter Line dan Perkembangannya

Kenali Inilah Sejarah KRL Commuter Line dan Perkembangannya

Pasalnya, KRL Commuter Line menjadi salah satu transportasi umum andalan para pekerja hingga saat ini karena tarifnya yang relatif lebih murah. Selain itu, waktu tempuhnya lebih cepat karena tanpa terganggu oleh kepadatan lalu lintas dan mampu mengangkut ribuan orang sekaligus.

Tentunya keberadaannya menjadi keuntungan bagi para penggunanya. Kemudian juga mengalami perubahan signifikan yang pastinya demi memperbaiki kualitas transportasi ini. Jenis kereta api ini menggunakan tenaga listrik tanpa perlu lokomotif seperti kereta konvensional.

Sejarah KRL Commuter Line yang Perlu Diketahui

Sejarah mengenai KRL Commuter Line yang penuh pasang surut hingga kini menjadi transportasi andalan bagi para pekerja karena terus menghasilkan kenyamanan.

Jika Anda pengguna setia KRL, maka perlu mengetahui sejarah singkat dari transportasi andalan ini. Pertama kali dikenalkan di Indonesia pada era kolonial Belanda di tahun 1925 hingga mengalami pasang surut.

Jalur kereta api pertama kalinya dibangun dari Tanjung Priok hingga Jatinegara di tahun 1923 yang dikenal dengan Meester Cornelis. Kemudian kereta api yang melintas mengelilingi Kota Batavia (Jakarta) tersebut mulai beroperasi sejak tahun 1927 lalu.

Proses suksesnya transportasi ini pada saat pembangunan tahap lanjutan dengan rute Batavia (Jakarta Kota) hingga Buitenzorg (Bogor) dan mulai beroperasi tahun 1930. Hal tersebut tentunya menunjukkan kemajuan untuk daerah Jakarta dan sekitarnya.

Di tahun 1976, melakukan pembaruan dengan mendatangkan sejumlah KRL Commuter Line buatan dari perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang dan beroperasi sebagai KRL ekonomi di tahun 1986-1987 dengan dibuatnya KRL Rheostatik generasi kedua.

Kemudian di tahun 2000, sistem operasi kereta listrik untuk wilayah Jabodetabek pun mulai dijalankan. Saat itu pemerintah menerima hibah sebanyak 72 unit dengan 50 gerbong langsung digunakan sebagai rangkaian yang melayani berbagai rute.

Saat itu KRL Commuter Line sangat berantakan karena penumpang membludak, sehingga penumpang menaiki atap demi mencapai tempat tujuannya. Selain itu, dikenal minim aturan hingga gerbong terisi oleh para pedagang asongan hingga penumpang bebas membawa hewan ternak.

Sangat jauh jika dibandingkan kondisi saat ini, walaupun tetap padat penumpang, namun berkat campur tangan dari Ignasius Jonan saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) tahun 2009-2014 dengan kesuksesannya menata menjadi lebih baik dan keuntungan melonjak tajam.

Perkembangan Teknologi KRL Commuter Line di Indonesia

Pasalnya, sejak KRL Rheostatik di tahun 1970-an menjadikan teknologi yang terus mengalami pemutakhiran. Hal ini pastinya menjadi bahan evaluasi untuk kemajuan kedepannya. Berikut ketahui beberapa perkembangannya di Indonesia:

  1. KRL Ber-AC

    Introduksi ini berawal dari hibah Tokyo Metro pada tahun 2000. Menjadi sebuah awal yang menandai era baru kenyamanan penumpang KRL Commuter Line hingga saat ini. Hal ini sangat berpengaruh untuk tingkat daya tarik penumpang dalam menggunakan transportasi tersebut.

  2. Sistem Populasi Modern

    Adapun perkembangan lainnya saat penggunaan teknologi VVVF-IGBT (Variable Voltage Variable Frequency-Insulated Gate Bipolar Transistor) demi meningkatkan efisiensi energi dan performa kereta listrik tersebut.

  3. Digitalisasi Sistem Tiket

    Kemudian penerapan dari e-ticketing melalui Commuter Electronic Ticketing (Commet) sejak tahun 2013 lalu. Hal ini menjadi berkembang dengan sistem multi-moda untuk lebih memudahkan penumpang dan menghindari kerusakan atau kehilangan tiket fisik.

  4. Peningkatan dalam Keamanan

    Selain itu, saat ini KRL Commuter Line juga telah mengimplementasikan CCTV dan sistem pemantauan kereta (Train Monitoring System) demi meningkatkan keselamatan penumpangnya. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi para pekerja lebih memiliki transportasi kereta listrik ini.

  5. Informasi Real

    Penggunaan display informasi penumpang juga lebih memudahkan pengguna untuk memantau stasiun tujuan dengan memberikan update perjalanan secara langsung. Perkembangan ini menjadi suatu hal yang disukai penggunanya.

Mengulas Rencana Pengembangan KRL Commuter Line

Dengan pertumbuhan populasi serta kebutuhan transportasi semakin meningkat, membuat adanya rencana ekspansi dalam pengembangannya. Berikut beberapa rencana yang akan diimplementasikan oleh PT KAI:

  1. Memperluas Jaringan

    Adapun rencana kedepan untuk memperpanjang rute dan rencana ekspansi ke Serang-Merak dan pengembangan jalur di luar Jabodetabek, seperti pada koridor Yogyakarta-Solo yang nantinya lebih memudahkan masyarakat.

  2. Peningkatan Infrastruktur

    Diketahui saat ini adanya proyek Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang demi meningkatkan kapasitas serta frekuensi perjalanan setiap pengguna. Selain itu, tahap modernisasi stasiun untuk meningkatkan kenyamanan setiap penumpang.

  3. Integrasi Bersama Transportasi Lain

    Untuk perkembangan pelayanan menjadi lebih baik juga adanya sinkronisasi bersama pengembangan MRT dan LRT. Hal ini bertujuan demi menciptakan jaringan transportasi menjadi lebih komprehensif kedepannya dengan membangun Transit Oriented Development (TOD) sekitar stasiun utama.

  4. Inovasi Teknologi

    Selain itu, juga mengimplementasikan sistem persinyalan berbasis CBTC demi meningkatkan keselamatan. Lalu pengembangan aplikasi mobile untuk informasi lebih jelas dan real-time dalam layanan tiket lebih baik lagi.

  5. Peremajaan Armada

    Dilakukan juga penambahan rangkaian kereta listrik baru dengan teknologi terbarunya demi meningkatkan kapasitas dan kenyamanan pengguna. Eksplorasi penggunaannya bisa bertenaga baterai atau sel bahan bakar untuk rute tertentu.

Rencana pengembangan KRL Commuter Line tersebut diharapkan mampu menjadikannya sebagai tulang punggung transportasi massal dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan sejarahnya juga yang mengalami pasang surut diharapkan bisa meningkatkan kualitasi hidup masyarakat.