Retensi Urine, Gejala, Penyebab, Jenis serta Cara Pengobatan

Retensi Urine, Gejala, Penyebab, Jenis serta Cara Pengobatan

Retensi urine merupakan suatu kondisi saat kandung kemih tak bisa kosong sepenuhnya ketika buang air kecil. Kondisi ini dapat menyebabkan hambatan yang dapat menghalangi pengosongan kandung kemih. Hambatannya bisa berupa batu ginjal, penyempitan uretra (striktur) hingga prostat pada pria.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang retensi urine, mari simak apa saja jenis, gejala, penyebab dan cara pengobatannya.

2 Jenis Retensi Urine Berdasarkan Durasi Waktu Terjadinya

Retensi urine merupakan gangguan pada kandung kemih yang membuat Anda sulit buang air kecil. Kenali jenis, gejala, penyebab dan penanganannya disini!

Ada 2 jenis retensi urine berdasarkan durasi waktu terjadinya yang mesti Anda tahu, yaitu:

  1. Retensi Urine Akut sering terjadi tiba-tiba, menyebabkan rasa sakit dan keinginan kuat untuk buang air kecil, tapi tidak ada yang keluar sama sekali.
  2. Retensi Urine Kronis terjadi secara bertahap dan tidak menyebabkan rasa nyeri. Seseorang akan merasa bahwa kandung kemihnya tak benar-benar kosong setelah buang air kecil. Hal ini menyebabkan buang air kecil menjadi lebih sering dalam jumlah sedikit-sedikit.

Gejala Retensi Urine Akut dan Kronis yang Perlu Anda Tahu

Perlu Anda tahu bahwa ciri urine yang normal berwarna kuning dan memiliki aroma seperti amonia. Kalau ternyata urine berwarna kuning pekat serta agak berdarah, Anda harus waspada karena bisa jadi itu merupakan masalah retensi urine.

Gejala retensi urine berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada retensi urine akut, biasanya bakal muncul tiba-tiba. Kemudian, tidak bisa buang air kecil sama sekali atau hanya keluar sedikit, padahal kandung kemih masih terasa penuh. Ada pula perasaan tidak nyaman pada perut dan nyeri pada bagian bawah perut.

Sementara gejala retensi urine kronis ditandai dengan sulit buang air kecil, inkontinensia urine, aliran urine lemah, lambat bahkan tak terkendali. Selain itu, ada perasaan ingin selalu buang air kecil hingga terbangun tengah malam lebih sering.

Apa Saja yang Menyebabkan Terjadinya Retensi Urine?

Penting mengetahui kesehatan tubuh, salah satunya membahas tentang apa saja yang menyebabkan terjadinya retensi urine, Simak pembahasannya

1. Penyumbatan Saluran Kemih

Pada pria, penyumbatan saluran kemih sering diakibatkan oleh kanker prostat dan pembesaran prostat. Sementara pada wanita, penyumbatan ini disebabkan oleh kandung kemih turun.

Ada juga beberapa hambatan lain, seperti batu kandung kemih atau saluran kemih, striktur uretra hingga kanker kandung kemih.

2. Kelemahan Otot Kandung Kemih

Melemahnya otot kandung kemih biasanya terjadi karena faktor usia (di atas 50 tahun). Bisa juga akibat penggunaan kateter urine dalam waktu panjang.

3. Riwayat Operasi

Tindakan operasi pada kandung kemih atau prostat dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada saluran kemih atau sekitarnya. Saat jaringan perut menyumbat saluran kemih, maka aliran urine pun menjadi tidak lancar.

Prosedur operasi lain, seperti operasi tulang belakang, penggantian sendi panggul, efek samping obat bius hingga operasi yang memakan waktu lama pun berpeluang menjadi penyebab retensi urine.

4. Gangguan Sistem Saraf

Saat muncul gangguan pada sistem saraf, otak akan kesulitan untuk mengirim sinyal kepada kandung kemih agar otot-ototnya mengeluarkan urine dari tubuh. Gangguan ini dapat terjadi karena beberapa kondisi, seperti stroke, diabetes, kelumpuhan, cedera otak hingga penyakit parkinson.

5. Infeksi

Infeksi juga dapat menjadi penyebab munculnya retensi urine, terutama infeksi yang terjadi pada prostat atau saluran kemih. Sebab, infeksi menyebabkan pembengkakan pada kedua organ itu yang membuat saluran kemih terhambat, sehingga sulit untuk keluar.

6. Efek Samping Obat-obatan

Pada kasus tertentu, efek samping obat-obatan juga dapat menjadi penyebab munculnya retensi urine. Apalagi kalau Anda mengonsumsinya dalam jangka panjang atau dosis tinggi, maka efek sampingnya akan lebih beresiko.

Beberapa jenis obat-obatan yang memiliki efek samping terhadap retensi urine, yaitu obat asma, antikejang, pelemas otot, antidepresan dan lainnya.

Langkah Pengobatan Retensi Urine oleh Dokter Spesialis

Jika dokter sudah mengetahui penyebab retensi urine, maka ada beberapa langkah pengobatan yang akan mereka lakukan, antara lain:

1. Memberi Obat-obatan

Pemberian obat-obatan ini akan dokter sesuaikan dengan penyebab retensi urine. Biasanya, obat yang sering dokter gunakan pada kondisi ini adalah bethanecol. Kalau penyebabnya akibat pembesaran kelenjar prostat, dokter akan memberikan obat untuk mengecilkannya. Sementara jika terjadi karena infeksi, maka akan dokter berikan antibiotik.

2. Memasang Kateter Urine

Supaya dapat mengeluarkan urine dari kandung kemih, dokter akan memasang kateter urine dalam beberapa waktu. Kalau tidak bisa terpasang, tindakan yang bisa dokter lakukan mungkin melalui suntikan atau pungsi agar bisa menyedot urine lewat perut pasien.

3. Melakukan Operasi

Kalau penanganan sebelumnya tidak berefek apapun, solusi terakhir adalah melakukan operasi. Umumnya, tindakan operasi dokter lakukan untuk pasien yang memiliki retensi urine akibat kanker prostat, batu kandung kemih atau striktur uretra.

Itulah beberapa informasi seputar retensi urine yang penting Anda perhatikan. Kalau Anda mengalami kesulitan buang air kecil atau terasa nyeri saat BAK, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan secara cepat, ya.